Salatiga, — Kasus penyalahgunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kembali mengguncang wilayah Salatiga dan Kabupaten Semarang. Seorang pria yang dikenal sebagai “Jerico” atau “Tofanli,” yang kabarnya memiliki latar belakang Kopassus, diduga menjadi dalang di balik praktik penimbunan solar subsidi yang beroperasi secara rapi dan terorganisir.

Jerico diduga memimpin jaringan mafia solar yang beroperasi dengan metode canggih. Para sopir yang bekerja untuk Jerico mengungkapkan bahwa ia menggunakan kendaraan modifikasi yang dapat menampung BBM dalam jumlah besar dan mengganti plat nomor secara berkala agar tidak terlacak. Bahkan, plat nomor kendaraan mereka tidak terdaftar di sistem E-Samsat, menyulitkan petugas melacak operasi mereka.


Modus Operasi yang Terorganisir


Salah satu sopir yang terlibat menjelaskan bahwa Jerico memiliki armada kendaraan besar, seperti engkel box, L300, dan truk Hino Helly. Setelah mengisi solar di SPBU, mereka langsung menyimpan BBM tersebut di gudang rahasia. Menurut keterangan sopir tersebut, “Kami setor penuh di gudang setiap selesai mengisi. Sekarang bos Jerico sedang koordinasi di lapangan.” Operasi ini diduga sudah berlangsung cukup lama dan berjalan secara terstruktur.


Dampak Penimbunan BBM Subsidi


Penimbunan BBM subsidi yang dilakukan Jerico dan jaringannya merugikan banyak pihak. BBM bersubsidi yang seharusnya didistribusikan kepada masyarakat kecil dan sektor pertanian kini menjadi sulit diakses, terutama oleh petani dan nelayan yang sangat bergantung pada harga BBM yang terjangkau. Negara juga dirugikan besar dengan adanya praktik ilegal ini, yang melanggar Pasal 55 UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Jika terbukti bersalah, Jerico dan kelompoknya bisa dijerat pidana penjara maksimal 6 tahun dan denda hingga Rp60 miliar.


Seruan Masyarakat untuk Penindakan Tegas


Kasus mafia solar ini memicu reaksi keras dari masyarakat. Anto (52), warga setempat, mengungkapkan, “Solar subsidi itu untuk masyarakat kecil, bukan untuk dijual oleh mafia. Kami berharap aparat bertindak tegas dan membongkar jaringan mafia ini.” Masyarakat mendesak pihak berwenang untuk mengusut kasus ini hingga tuntas dan menindak pelaku dengan tegas, serta memastikan distribusi BBM subsidi tepat sasaran.


Kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan distribusi BBM bersubsidi di wilayah yang rentan penyalahgunaan. Diharapkan penegakan hukum dapat memberikan efek jera dan memastikan BBM bersubsidi sampai ke masyarakat yang membutuhkan.